kalau saya disuruh memilih antara menjadi orang kaya atau orang miskin? jika manusia ketika dilahirkan ke dunia diberi kebebasan penuh untuk melanjutkan hidup atau mati seketika itu sehingga bisa langsung masuk surga?
jawaban untuk soal pertama, saya pilih jadi orang kaya. jawaban kedua, saya mungkin senang keduanya. tapi saya yakin, pilihan saya untuk tetap melanjutkan hidup di dunia fana ini sampai sekarang, tidaklah salah.
secara harfiyah, kaya (dalam hal apapun) adalah sunnatullah yang menemani kehidupan kita sehari-hari. sejak kita dilahirkan, diri kita adalah aset tiada dua di dunia yang nilainya tak terkira. modal awal kita menjejakkan kaki di dunia yang dianugrahkan (anugrah: pemberian tanpa diminta) oleh Allah kepada kita tanpa bayar alias gratis...tis..! selain itu, bumi yang sangat luas (dalam ukuran manusia) dihibahkan pengelolaannya kepada manusia, baik muslim maupun non-muslim, tanpa Dia minta uang sewa atau bagi hasil kelola. Allah sendiri sudah sangat kaya, tanpa tandingan jikapun ada yang berusaha menandingi kekayaannya. akal dan nafsu yang kita punyai bahkan merupakan investasi bernilai triliunan jika kita mampu mengoptimalkan keduanya. maka, mulai sekarang! perbaikilah mental anda yang merasa miskin, padahal sejak lahir anda sudah teramat kaya. dan renungkan kembali jika anda merasa masih miskin atau malah bercita-cita menjadi orang miskin. apakah indahnya jika kita miskin? miskin ilmu umpamanya, hidup kita akan selamanya terasa amat susah. hasil kerja orang berilmu dan orang bodoh sangat jauh berbeda. orang bekerja duduk di belakang meja, menandatangani berkas-berkas proyek bernilai milyaran rupiah dengan hanya berbekal sebuah "pena" dan beberapa menit saja, tentu tidak sama dengan orang di luar kantornya yang seharian mengawasi dan menata mobil-mobil yang berjajar, lalu pulang dengan hanya menggenggam dompet yang berisi ratusan ribu rupiah saja.
apakah anda memilih miskin harta tapi kaya akan ilmu? mungkin saja. terserah dech.. tapi sebenarnya kapasitas ilmu dan harta itu saling terkait. rata-rata, orang miskin harta itu karena ilmunya kurang dan orang jadi miskin ilmu karena hartanya kurang.ya, iyalah. kalau kita bercocok tanam dengan cara yang sama di tempat yang sama dalam kondisi yang sama pula, mana ada perubahan yang konkrit? lalu bagaimana kita berharap anak kita yang sekolah atau kuliah setinggi-tingginya jikalau penghasilan kita tak pernah meningkat, sementara biaya pendidikan semakin meningkat tiap tahunnya? sudahlah...kita tak punya alasan untuk menjadi miskin. jika pun ada yang ingin mencontoh Nabi Muhammad yang berdo'a supaya dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang miskin dan mati dalam keadaan miskin, coba ubah dulu setting pikiran anda...
Nabi berdo'a seperti itu setelah Beliau pernah mencicipi kekayaan yang beliau peroleh dari keringatnya sendiri dalam berniaga. yang kemudian diinfaqkanlah hartanya di jalan Allah sesudah beliau menjadi pemimpin, karena beliau sadar bahwa kekayaan yang berkumpul dengan kekuasaan itu selamanya akan menebar fitnah. selain itu juga akan menyebabkan ruwetnya proses hisab amal di mahkamah akhirat kelak.
ketika beliau memohon kepada Allah supaya dimiskinkan saja, Allah mengabulkan do'a beliau bukan untuk menyengsarakannya, tapi agar menjadi ibroh bagi ummat islam yang ditinggalkannya. walaupun beliau tidak mewariskan harta (karena tidak ada Nabi yang mewariskan harta) tapi warisan keilmuannya sangat besar. Alqur'an yang memuat kalam-kalam Allah yang diwahyukan kepada beliau adalah kitab paling otentik di dunia yang dijamin keasliannya oleh Allah sendiri sampai kapan pun. lalu sunnah beliau yang terjabarkan dalam sabda, perilaku dan persetujuan beliau yang diriwayatkan para sahabat, telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
dunia timur dan barat sudah mengadopsi ilmu-ilmu yang tersurat dan tersirat dari sirah perjalanan hidup Sang Nabi Agung, baik secara langsung maupun tidak langsung. meliputi manajemen konflik, kepemimpinan dan berorganisasi, enterpreneurship, keteladanan sosial dan sebagainya, yang bahkan saat itu belum ada orang eropa ataupun amerika yang menguasai kesemuanya sekaligus. luar biasa kan..
dari segi keturunan, beliau sangat kaya. telah digariskan oleh Allah bahwa keturunan beliau dari fatimah akan terus terjaga dan memenuhi seantero bumi hingga tiba saatnya malaikat israfil bertugas kelak.
maka, kalau anda ingin betul-betul meneladani kehidupan Nabi secara kaaffah, anda juga harus menjalani segala proses metamorfosa yang beliau alami. anda amalkan dulu sunnah nabawiyyah mulai dari porsi yang terbesar yakni akhlaq beliau. lalu mulailah menjadi niagawan dan jalani dengan penuh keseriusan. na'am wa insyaallah anda akan jadi kaya dengan rizki halal dan mubarok. lho..kok malah jadi kaya? eeh..sebentar bro. pada fase anda telah pernah menjadi kaya, selanjutnya terserah anda, apakah mau menjadi miskin atau tetap menjadi kaya. sebuah kenikmatan akan terasa nikmat kala kita sudah kehilangannya. jika anda ingin menikmati kemiskinan senikmat-nikmatnya seperti yang Nabi jalani, ya harus jadi kaya dahulu. juga sebaliknya, jika kita ingin merasakan kekayaan dengan selezat-lezatnya, sebelumnya ya harus miskin.
tapi ingat! secara alamiyah, seperti yang saya kemukakan di awal, kita semua lahir di dunia sudah diberi modal awal oleh Allah dan dengan perhitungan manapun, kita berpotensi besar untuk kaya raya. dari situlah, saya mengajak diri saya dan antum semua untuk lebih meningkatkan tasyakkur kepada-Nya dengan opsi terbaik dan paling kita senangi: bertahan jadi orang kaya. caranya? giat belajar (untuk meraih kekayaan ilmu), bekerja sesuai minat dan kapasitas (untuk menjadi milyarder dunia) dan beribadah (sebagai investasi berharga bekal kehidupan abadi). sehingga dengan mengoptimalkan potensi dan bakat yang kita punya, akan terasa keberkahan dalam kita bersyukur.

dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)
masih ngotot mau jadi orang miskin..? terserah dech..manusia dihargai keberadaannya dengan kebebasan memilih jalan mana yang akan dilalui, bahkan pada pilihan yang jelas-jelas salah sekalipun. karena, secara kodrati akal manusia akan selalu menuntun induknya untuk merasa bertanggung jawab pada apa yang telah dipilih dengan menanggung segala resiko dan akibat yang akan dialami.
sekali lagi, terserah anda... karena orang-orang kaya pun pasti membutuhkan keberadaan orang miskin. alangkah rusaknya dunia yang hanya dipenuhi oleh salah satu saja.
Allah [selalu] bersama kita...
kudus, 3 Muharram 1433
Tidak ada komentar:
Posting Komentar