Senin, 26 Desember 2011

RAHASIA SUKSES BERBEKAL SHALAT SHUBUH (SERI A: SURAH AL INSYIRAH)

setiap pagi, dalam rakaat pertama shalat shubuh, Romo kiai membaca alfatihah yang diramu dengan surah al insyirah. detail ayat yang terbaca lafadh demi lafadh, selalu me-recharge tenagaku, meng-on-kan pikiranku, membangunkan jiwa dengan penuh kesemangatan hidup, setelah semalaman terlelap dalam tidur. Terima kasih ya Allah, telah kau turunkan surah yang mulya tersebut sebagai tasliyah dan motivasi bagi Muhammad kekasih-Mu dan pada kami umatnya.



1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu?
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,


setidaknya, kalimah majaziyah yang sangat kentara dari makna ayat yang tersurat, dapat kita cerna dengan kelenturan interpretasi sehingga akomodatif pada masalah-masalah yang kita jumpai. Tidak hanya di-khitob-kan kepada Nabi Muhammad saja. Kalimat-kalimat istifham tentang tiga pertanyaan dalam empat ayat pertama adalah penegasan tentang kekuasaan dan perhatian yang Allah berikan pada kita. Dialah Allah yang melapangkan hati saat kita merasakan frustasi menjalani kehidupan. Dialah juga yang meringankan beban di pundak kita, setelah kita hampir putus asa. Dia pula yang membuat yang membuat kita terkenal hingga ada dari kita yang dikenal oleh siapapun yang kita jumpai. mengangkat citra kita, membersihkan nama baik kita setelah sekian waktu tercoreng. subhanallah...
lalu, dalam meyakinkan kita bahwa Dia selalu ada mendampingi kita, Allah mengirimkan dua ayat yang lebih dahsyat. Dua ayat yang kembar tapi tidak sama, dengan bahasa yang sangat tegas:


5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Sangat tegas bukan? Dua kalimat sama yang diulang dengan tambahan “inna” pada masing-masing ayatsekilas, perbedaan keduanya hanya pada tambahan huruf "fa'" dalam ayat pertama. tapi, di sana ternyata ada keganjilan yang nyata. Betul, Allah menggunakan isim ma'rifat untuk redaksi lafadh "kesuksesan". sedangkan lafadh "kemudahan" dipilih redaksi isim nakiroh. dan secara rumusan gramatika arab, jika ada dua kata sama yang diulang dalam satu kalimat atau dua kalimat berurutan, isim makrifat dihitung bermakna satu, sedangkan isim nakiroh dihitung "bermakna dua", sehingga dalam pengertian kedua ayat bersayap tadi, Allah seolah-olah berpesan secara tegas: dibalik satu kesukaran, pasti ada dua kemudahan. dan ketika Allah berkata pasti, siapakah yang mampu menahan?


7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.


di sini, Allah menekankan pada kita supaya tidak mudah terlena setelah mencapai suatu keadaan yang dianggap orang kebanyakan sebagai "area kesuksesan". setelah kita menikmati sejenak masa rehat, marilah kita bersegera kembali berbenah, belajar lebih giat memahami fenomena terbaru, menyibukkan diri dengan tugas-tugas lain yang menanti kesigapan kita. karena kesigapan kita adalah salah satu faktor pendorong yang menentukan masa depan kita. dan bisa jadi, kesuksesan pertama yang telah kita nikmati adalah ujian yang disiapkan Allah untuk kita dalam menghadapi ujian kesuksesan mendatang.
Allah menyuruh kita berpayah-payah dalam mencari rizki-Nya yang halal, tentunya agar kita merasakan nikmat kesuksesan itu dalam aura yang "lebih nikmat". lebih nikmat dalam merasakan indahnya kesuksesan duniawi dalam koridor ibadah dan tasyakkur pada Ilahi sehingga mempersiapkan diri kita mendapatkan kesuksesan ukhrowi.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk dari Allah. Amin.

Kudus, 3 Muharram 1433.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar